Posts

Oyen Si Miko, Sahabat Bebek

Image
Di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah seekor kucing oren bernama Miko dan seekor bebek putih bernama Kiki. Mereka bersahabat sejak kecil, tumbuh bersama di halaman belakang rumah seorang petani tua yang baik hati. Tiap pagi, Miko akan menggeliat malas di atas pagar kayu sementara Kiki sibuk mengoceh dan mengepakkan sayap di kolam kecil di sudut kebun. Saat matahari terik, mereka berdua berteduh di bawah pohon mangga, saling bercerita lewat bahasa tubuh dan suara-suara kecil yang hanya mereka berdua mengerti. Kehidupan sederhana itu berlangsung bertahun-tahun. Meski berbeda jenis, mereka tak pernah merasa asing. Miko yang cuek dan pemberani selalu menjaga Kiki yang ceroboh dan penakut. Saat ada anjing kampung lewat, Miko akan melotot dan mendesis, berdiri gagah di depan Kiki. Dan Kiki, meski tak bisa bertarung, selalu menenangkan Miko dengan suara lembutnya ketika kucing itu marah-marah tak jelas. Namun musim kemarau tahun itu datang lebih cepat. Sang petani mulai kesulitan memenu...

Kesempatan Kedua

Image
Hai, aku Isabel. Dan kali ini aku akan menceritakan mengenai keadaanku yang sedang hamil. Ya, aku diberi kesempatan kedua. Aku tidak akan menceritakan bagaimana kejadiannya hingga aku hamil. Kalian kan manusia, pasti lebih pintar dariku, hehe. Saat aku hamil, Si Mbak dan Sang Paman jadi makin memperhatikanku. Aku selalu diberi makanan terbaik dan juga susu beruang pastinya. Awalnya tidak ada yang menyadari kehamilanku, termasuk aku sendiri. Tapi lalu ART di rumah Si Mbak yang melihat ciri-ciri kehamilanku lalu memberitahu Si Mbak dan Sang Paman. Yang aku kaget, perkiraan Sang Paman mengenai hari kelahiran ternyata sangat akurat, hanya meleset sehari.  Pada hari-hari menjelang aku melahirkan, aku mulai sibuk mencari tempat perlindungan untukku dan calon bayi-bayiku. Si Mbak dan Sang Paman yang paling sibuk. Mereka mengumpulkan kardus-kardus, memilih yang paling bagus, lalu mengumpulkan kain-kain dan handuk sebagai alas tidurku. Tapi aku tetap saja belum merasa aman. Ujung-ujungnya, ...

Aku, Ahong, Dan Akhir Perseteruan Kami

Hai, kalian pasti sudah membaca kisahku sebelumnya. Ya, aku adalah Isabel. Aku punya anak laki-laki bernama Enjel yang sekarang sudah lepas menyusu. Dan Ahong yang menjengkelkan itu makin lengket dengan Sang Paman. Aku yang dulu selalu digendong dan dinaikkan di pundaknya, sekarang aku lihat Ahong mendapat perlakuan yang sama. Sang Paman juga selalu membela Ahong saat kami terlibat perkelahian. Aku jadi makin merasa keberadaanku di sini makin terancam. Karena kami tak henti-hentinya berkelahi -- maksudku, aku selalu menyerang Ahong -- maka Si Mbak dan Sang Paman menggilir tempat bermalam kami. Saat Aku dan Enjel tidur di kamar Sang Paman, maka Ahong tidur di dapur, dan sebaliknya. Tapi kuperhatikan ,itu juga membawa masalah baru. Ahong ternyata "rajin" eek di dapur. Di keset, di bawah meja, dan di sembarang tempat, dan, ahaaa, Sang Bapak akhirnya sering memarahi si Ahong. Tentu saja makin besar harapanku agar Ahong enyah dari kehidupanku. Dan oya, aku sering berlatih, sehingg...

Aku, Malaikat Kecilku, Dan Kisah Si Ahong

Aku hampir tak ingat lagi, dari mana aku berasal. Yang ku ingat, terakhir kali, aku tinggal di masjid. Lalu beberapa hari setelah melahirkan empat anak, aku dijemput oleh seorang bapak-bapak untuk dibawa tinggal di rumahnya. Aku dan seorang anakku. Ya, hanya satu dari empat anakku yang bertahan hidup. Aku memang baru pertama kali melahirkan, dan jujur saja aku belum siap karena usiaku masih sangat muda, baru sekitar tujuh bulan. Beberapa hari sejak aku tinggal di rumah orang itu, aku baru tahu bahwa aku dan anakku dibawa ke sini karena permintaan anak perempuan dari sang bapak yang sangat ingin memelihara kucing. Memang kuakui, si Mbak yang baru berumur 11 tahun ini sangat perhatian padaku. Aku diberi makanan-makanan yang enak yang jarang kudapatkan di tempat sebelumnya. Ikan, ayam, dan bahkan si Mbak juga memberiku susu beruang yang bebas dari laktosa sehingga tidak membuatku mencret. Tentu saja makanan-makanan spesial ini membuat air susuku lancar dan kebutuhan gizi anakku Enjel bisa...

Sang Penjaga Malam (Si Sebatang Kara Part #2)

Malam-malam yang hening dan hujan seperti ini memang sangat cocok untuk beraksi. Orang-orang yang lelah, beraksi dengan merebahkan badan dan mengunjungi dunia mimpi. Dan orang-orang yang kehabisan akal untuk bertahan hidup akan beraksi dengan cara mengunjungi rumah orang-orang yang sedang lengah lalu mengambil hartanya. Ini sudah beberapa kali kejadian di desa kami. Sepeda motor, handphone , hingga uang tunai, raib dari tempatnya. Desa kami telah berubah menjadi desa yang siaga. Setiap malam, warga saling bersahutan di WAG untuk saling mengabarkan kondisi jalanan dan saling melacak posisi masing-masing, kalau-kalau ada hal yang perlu diwaspadai dan harus diambil tindakan. Malam-malam kami telah berubah menjadi malam-malam yang siaga. Ada di mana aku? Aku lebih sering berada di dunia digital , tanpa lampu untuk menghindari laron, tanpa suara untuk menghindari bising. Dan saat ada suara "ngok, ngok, ngok", aku akan melepas headphone- ku lalu segera menuju ke jendela depan untuk...

Si Sebatang Kara

Si sebatang kara ini sekarang tak ada pilihan lain selain bersamaku. Dulunya dia tidaklah sebatang kara. Dua lima November tahun lalu dia lahir di lemari pakaianku, bersamaan dengan tiga saudaranya yang lain. Ya, mereka tak butuh bidan pastinya. Pada hari ke-tiga, satu saudaranya mati dimakan ibunya sendiri. yang kujumpai hanya sisa sepenggal dagingnya yang berlumuran darah. Entahlah, banyak orang  bilang bahwa kucing dengan tiga warna indah akan menyebabkan bahaya di masa mendatang sehingga sang induk lebih baik membunuhnya daripada si anak menanggung beban nantinya. Bukan karena si induk adalah cenayang, hanya animal instinct . Pada bulan ke-dua, seorang saudaranya, yaitu si bungsu hilang terbawa mobil tuannya yang menuju distrik sebelah. Salahnya juga sih , dia dan saudara-saudaranya suka sekali menghangatkan diri dengan cara masuk ke mesin mobil lewat bagian bawah. Si bungsu ini sebenarnya masih survive hingga saat ini. Ia hidup di ujung barat desa ini bersama seekor burung be...